Kelemahan Soobin itu hanya satu. Pelukan. Soobin sangat suka jika dirinya dipeluk, terlebih lagi dari orang yang ia sukai. Nyaman. Ia menjadi lebih emosional ketika memeluk ataupun dipeluk.

Setelah jadwal Taehyun bersama Beomgyu habis, Soobin segera mendatangi kediaman Beomgyu.

Setibanya di pekarangan rumah Beomgyu yang luas dan asri, Soobin mendapati Beomgyu yang sudah merentangkan kedua tangannya dan memanggil dirinya untuk masuk ke dalam pelukannya. Tanpa basa-basi, Soobin segera berlari dan menghamburkan pelukannya pada Beomgyu.

“You did well, zingama,” ucap Beomgyu.

Soobin hanya tertawa mendengar kosakata baru milik Beomgyu.

“Gue tau, lo kalo minta dipeluk gini pasti lagi capek. It will pass, Bin. Lo punya gue, meskipun gue cuma selingkuhan lo.”

“Sok tau banget, anjir. Orang gue cuma pengen dipeluk aja, kok,” sahut Soobin.

Beomgyu tidak menanggapinya.

“Beneran, Choi Beomgyu.”

“Lo nggak bisa bohong sama gue, Soobin. Cerita, ada apa?” tanya Beomgyu.

Pemuda yang hanya mengenakan kaus oblong itu menangis tersedu-sedu, menceritakan bahwa kelinci peliharaannya mati. Beomgyu mengusap punggung Soobin, berusaha menenangkannya.

Choi Soobin orang yang berhati lembut. Beomgyu lagi dan lagi, semakin mempunyai banyak alasan untuk menyukai Soobin lebih dalam.

Terbuai karena perasaan nyaman dan hangat karena direngkuh, mereka tidak menyadari bahwa ada pemeran utama dalam hidup Beomgyu yang tengah menyaksikan keduanya sedang bersama. Berpelukan.